Yogyakarta-Malang with KA Malioboro Ekspres (Trip Review)
"Malioboro Expres
KA7088 departing from Yogyakarta (YK) at 08.05 am to Malang (ML) at 4.20 pm".
Rangkaian KA Malioboro Ekspres. Source Google. |
Liburan semester ini saya manfaatkan betul-betul setelah
melalui stressnya kuliah yang sangat menguras tenaga, waktu dan terutama pikiran.
Awalnya bingung ingin liburan kemana, apakah pulkam ke Probolinggo atau Jember,
atau terbang ke Sorong, atau tetap stay di
Malang. Stay di Malang apa gak ngebosenin coba? Baru keluar kamar ketemu
pemandangan lorong-lorong kost yang gitu-gitu aja, ketemu muka-muka itu aja.
Keluar ke jalan pun ketemu jalanan yang gitu aja, traffic yang gitu-gitu aja, bahkan arahnya pun juga sama nggak ada
yang berubah. Sampai diri ini ngerasa ikutan ‘ala kadarnya’ pula.
Suatu saat pas lagi jalan bareng temen, sempet ngobrol kalo dia mau berangkat ke Jogja. Katanya dia mau beli buku bahan kuliah yang dia cari. Menurut ane sih sekalian ketemu ama si yayangnya pasti, hehehe. Hmmm, berhubung liburan panjang, kenapa gue gak sekalian ke Jogja juga ya? Dan eeaaa...jadilah rencana liburan saya ke Jogja. Yehaaa ulala... Saya berangkat ke Jogja sekitar tanggal 25 bulan satu namun naik travel, bukan kereta api. Tarifnya kena Rp 145k. Lumayan, temen lain cerita tarifnya ada yang 160k bahkan 180k. Sebenarnya naik travel itu pilihan alternatif sih selain bus dan kereta api. Bedanya kadang travel bisa jemput kita langsung dirumah sampai diantar ke alamat yang kita tuju. Sekadar pengalaman, yaudah nyoba naik travel aja dulu antar provinsi, dan mobil yang dipake yaitu Toyota Hiace minibus.
Oke kembali ke topik tentang postingan ini hehehe. Tibalah saatnya saya kembali pulang ke kandang Arema Cronus (padahal saya nggak ngefans sama sekali sama klub ini sekalipun dari Malang, coeg). Tiket pun terbeli, berangkat tanggal 11 Februari 2015 sama kereta Malioboro Ekspres kelas Eksekutif tujuan Malang dengan tarif Rp 200k. Setelah diantar sama temen-temen ke stasiun membawa barang bawaan saya yang cukup banyak dan sangat rempong (hehe maaf ya kawan merepotkan), kemudian melewati pemeriksaan tiket, dan berpamitan dengan teman yang sudah bersusah payah dengan penuh perjuangan ekstra telah mengantar saya, sebelum berjalan ke peron. Big thanks dah pokoknya. Setelah masuk ke gerbong kereta yang saya cari yakni gerbong Eks 3, lantas duduk di seat 7A (pinggir jendela alias window) yang berada agak di tengah.
Ticket Booked |
"Semuga suatu saat saya bisa berkunjung ke kota yang terkenal dengan daerah istimewanya ini. Betah banget rasanya selama tinggal disini, bisa jalan-jalan keliling kota sendirian, hahaha."
Wah inilah yang rasanya super sekali
apalagi kalo udah ngerasain interiornya. Seatnya seperti berada di pesawat
(sekalipun itu pesawat kelas ekonomi, hehehe). Bedanya ada handrest-nya seperti captain
seat, seatnya bisa reclining alias
bisa direbahkan ke belakang, legroom alias
ruang kakinya sangat lapang dan lega. Bahkan dilengkapi juga footrest alias tempat pijakan kaki untuk
rileks hehe. Bahkan ada bantal kecilnya
pula. Warnanya oranye. Unyu-unyu gimana gitu hehehe. Fasilitas super nyaman
yang saya rasakan dari kelas eksekutif yang ditawarkan oleh maskapai kereta api
nasional ini.
Suasana kabin KA Malioboro Ekspres kelas Eksekutif |
Semboyan 35 dibunyikan oleh petugas perjalanan di stasiun, diiringi bunyi klakson panjang khas lokomotif CC206. Merdu sekali. Lantas kereta pun berangkat meninggalkan Stasiun Tugu Yogyakarta tepat pukul 08.05 pagi. Perlahan makin menambah laju kecepatannya, bersilangan dengan jalan kendaraan darat, melintasi sungai, jembatan, melewati beberapa stasiun baik besar maupun kecil, kemudian...lanjutin sendiri aja deh kalo ikut perjalanan seperti saya juga, bisa panjang banget nih postingan kalo diceritain lengkap sampe malang sampe kost sampe tempat tidur tercinta hehe.
Tirainya tertulis Pelayanan Daop 6 Yogyakarta |
Jug gijak gijug gijak gijuk..hatiku gembira.. jugijagijugijagijug... Lah lah iki kok malah jadi joget kereta malam toh, hehehe. Tapi bisa dibilang, ayunan kereta api ini sangat lembut di kecepatan tinggi melewati permukaan rel yang tidak rata. Joknya pun sangat empuk, dan nyaman untuk jangka waktu yang lama. Betah deh berlama-lama duduk disini sambil ngetik postingan ini.
Dilengkapi footrest alisat tempat pijakan kaki yang masi bisa dibuka lagi. |
Sedikit deskripsi tentang keadaan interior gerbong kelas flagship dari kereta ini, selain empuk juga bersih banget. Kereta api jaman sekarang udah bersih banget mau kelas apapun, bahkan sudah tersedia AC dan tempat charger dua biji. Gerbongnya cukup terawat, hawanya adem dan harum. Saat tirai dibuka, jendela berukuran lebar dengan ukuran 16:9 membuat melihat pemandangan di luar menjadi sangat memuaskan. Keretanya nggak terlalu ramai, tapi cukup sunyi saat dalam perjalanan, walau ada sedikit noise dari permukaan rel dan bantalan yang tidak rata, dan lebih signifikan bunyi blower dari AC. Tapi tidak terlalu mengganggu, dan suara itu membuat suasana yang enak untuk dibawa tidur, hehehe.
Sambil denger lagu. |
Di tengah perjalanan saya sangat menikmati perjalanan ini sambil dengerin lagu, bikin nih postingan dan tentu tanpa khawatir gadget hape dan laptop lowbat. Di seberang saya juga ada seorang bapak-bapak juga buka laptop. Awalnya buka pekerjaannya, tapi lama-lama nge-fb juga dia, hehehe.
Setelah melewati pemeriksaan tiket dalam perjalanan, salah seorang...hmmm... sebut aja pramugari deh karena lupa namanya apa hehe (sebenarnya sebutan sebenarnya adalah Prami -untuk cewek- dan Prama -untuk cowok- tapi, okelah kita sebut saja pramugara/pramugari, nggak harus prama/prami hehe). Jadi salah seorang pramugari menawarkan saya menu lunch untuk nanti siang dan bisa dipilih jam berapa kita mau diantarkan makanannya. Well, kita lihat seperti apa pelayanan inflight...eh salah, intrip meal pesenan saya. Kebetulan saya request jam 12 nanti. Jadi, kita bisa request jam berapapun makanan kita dianterin sesuai keinginan kita, gaes...
Ada bantal mini nya warna oranye unyu-unyu, bertuliskan Reska Multi Usaha. Mungkin mitra yang bekerjasama untuk kelas eksekutif ini. |
Perut bunyi di dalam kereta. Malu-maulin aja. Untung gak ada yang denger hehe. Manusiawi kan, gak peduli cewek atau cowok, namanya juga pas lagi laper. Paginya cuma sempat ngelahap Roti’O aja. Mana nih intrip meal pesenan gue?
|
Intrip meal nya udah dateng. |
Akhirnya makanan tiba jam 12.15 dan diantar sama mbak pramugarinya. Menu pesanan saya yaitu Chicken Fried Rice featuring Egg dan Cold Tea. Alay, padahal cuman nasi goreng ayam plus ceplok sama teh botol S*sro doang, hehehe. Intrip itu dibungkus dalam kotak seperti inflight meal nya pesawat. Menurut saya pribadi sih, nasi gorengnya enak, telur mata sapinya juga enak, timunnya juga seger, ada sambelnya sambel ABC, terutama ayam gorengnya yang sudah pasti hmmm sedap niaan, betul betul betul *ipin style*. Hanya saja, acarnya agak sedikit asam alias kecut kalo bahasa jawanya. Semuanya saya habiskan, kecuali tomat karena gak terlalu favorit (padahal baik untuk kesehatan mata, loh saya gak gangguan mata kok-_-) dan tulang ayam (yaiyalah, lo mau makan tulangnya? Kalo mau monggo nih, hehe justkidding). Teh botolnya juga seger jadi rasanya enak, jelas aja kan bikinan mbah S*sro. :v
Menu intrip pilihan saya : Chicken Fried Rice with Egg alias Nasi Goreng Ayam pake telor ceplok. Rp 28k. |
Selesai makan, mbaknya datang lagi dan hendak menagih biaya makan tadi. Totalnya sebanyak Rp 28k ditambah teh botol ukuran agak besar Rp 7k sehingga ditotal Rp 35k. Cukup terjangkau utuk sebuah intrip meal, padahal bagi kalangan mahasiswa itu sudah aduhai banget untuk menguras dompet (apalagi ini murni uang saya abis bener, dompet udah kosong nol rupiah) ckckck. Eh eh btw, sejak mesan makanan sampai bayar saya dapatnya sama mbak itu lho. Yang lainnya malah dilayani orang lain, pramugara. Jadi kesannya kayak punya asisten pribadi gitu. Cewek pula. Hehehe...sudah sudah.. :D
Tercatat, kereta api ini berhenti di beberapa stasiun yaitu seperti di bawah ini :
·
Stasiun Klaten
·
Stasiun Solo Balapan
·
Stasiun Walikukun
·
Stasiun Madiun
·
Stasiun Nganjuk
Stasiun Kertosono
Stasiun Kertosono
·
Stasiun Kediri
·
Stasiun Tulungagung
·
Stasiun Blitar
·
Stasiun Wlingi
·
Stasiun Kepanjen
·
Stasiun Malang Kotalama, dan
Stasiun Malang
Stasiun Malang
Selebihnya beberapa kali kereta api ini berhenti di stasiun lainnya untuk crash
alias bersilangan dengan kereta api lain (ceritanya kereta kita berhenti
mengalah dengan kereta api lain yang mau lewat saat di stasiun tertentu). Makanya perjalanan kita jadi agak terhambat dari segi waktu.
Tak ada gading yang tak retak. Adapun sedikit kekurangan yang saya rasakan pada kereta api ini antara lain :
- Cukup banyak noise yang terdengar, walau tak mengganggu. Noise terbesar itu justru datang dari orang yang tidur trus ngorok. Suaranya ngalahin bunyi blower AC. Haha
- Terkadang pintu interiornya tidak ditutup dengan sempurna. Jadi seringkali bau toilet dari luar kabin bisa masuk ke dalam.
- Tidak ada tombol khusus pemanggil pramugari bila kita membutuhkan suatu layanan service. Juga tidak ada lampu baca khusus.
- Tidak ada free wi-fi, monitor di depan juga tidak menyala. Biasanya monitor dinyalakan untuk mengetahui posisi kereta api saat itu akan mendekati stasiun mana, informasi-informasi lainnya, ataupun layanan KAI TV selama perjalanan, dsb
- Interior mulai agak usang karena mulai berumur. KAI Daop VI Yogyakarta perlu mempertimbangkan untung mengupgrade gerbong kelas Eksekutif (K1) dengan tahun produksi yang lebih baru.
Selebihnya poin plus kereta api ini yaitu : guncangan dan ayunan empuk, AC cukup dingin, bersih dan harum, prama dan prami (pramugara/i kereta api) rutin berkeliling, kursi empuk, nyaman, ada footrest dan meja makan, pelayanan kereta api ini baik, dan cukup maksimal.
Ada tempat naruh botol dan barang diatasnya, dibawahnya terdapat dua slot charger tanpa perlu khawatir gadget lowbat. |
Pada jadwal, semestinya kereta ini tiba pukul 16.20. Namun saat itu saya tiba pukul 16.40. Hmm mungkin karena faktor cuaca yg memang lagi hujan dan gelap. Padahal biasanya kereta api itu sekarang selalu on time.
Akhir kata, kereta api Malioboro Ekspres ini merupakan kereta api yang dapat direkomendasikan apabila ingin melakukan perjalanan dengan cepat dari Jogja-Malang PP dan bagi yang menginginkan kelas eksekutif yang nyaman namun dengan harga yang terjangkau. Adapun tarif kereta api Malioboro Ekspres dengan nomor KA7088 keberangkatan pukul 8 pagi per tanggal 23 Januari 2015 adalah sebahai berikut :
Ekonomi : Rp 125.000,-
Eksekutif : Rp 200.000,-
Salam dari penulis :D |
Demikian postingan saya kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Nantikan postingan selanjutnya yang tak kalah menarik dan bermanfaat. See yaa..
***
Ketinggalan kereta
Semestinya saya berangkat pada tanggal 10 Februari sesuai tiket. Namun karena suatu hal ditambah traffic jalan Kota Jogja pagi hari yang sangat padat, alhasil saya pun tertinggal kereta. Otomatis tiket seharga 200k itupun hangus. Dan karena terlambat, maka tidak bisa diuangkan, kecuali pembatalan keberangkatan sebelum kereta berangkat masih dapat diuangkan sebesar 50% harga tiket. Hahaha, jadi pengalaman nih untuk kedepan. Setelah itu saya beli lagi untuk tiket yang sama esok harinya. Jadi trip report pada artikel ini adalah esok harinya (11 Februari 2015) setelah tiket pertama hangus, hahaha.~
____________
NOTE : UPDATE 2017/2018
Mohon dicatat agar tidak terjadi kekeliruan/kesalahpahaman. Pada tahun 2017 nomor perjalanan Kereta Malioboro Ekspress telah terjadi penyesuaian dan perubahan menurut GAPEKA (Grafik Perjalanan Kereta Api) Tahun 2017 ialah sbb :
Yogyakarta-Malang (YK-ML)
KA 7088 menjadi KA 94 (keberangkatan pagi)
KA 100 menjadi KA 96 (keberangkatan malam)
Malang-Yogyakarta (ML-YK)
KA 99 menjadi KA 93 (keberangkatan pagi)
KA 7087 menjadi KA 95 (keberangkatan malam)
Wa jadi gak sabar naik Maleks libur panjang entar
BalasHapusUlasan menarik mas..
Nih coba deh informasi disini ane juga punya wisata kuliner di Malang
BalasHapuskeren kali mas tulisannya... mantap surantap :) main ke blog saya ya kak hehehe >>> http://bit.ly/1LAjZuI
BalasHapusWahh...jdi referensi nih buat liburan nanti bwa anak2...top deh postingannya de
BalasHapus